Jakarta,quickq/app CNN Indonesia-- Tidur siangsering dianggap sebagai kebiasaan rutin anak-anak. Tapi seiring usia anak bertambah, banyak orang tua yang akhirnya menghentikan kebiasaan ini. 
Apalagi saat anak mulai sekolah, tidur siang sering kali hilang dari rutinitas mereka. Lihat Juga : SMP di Surabaya Terapkan Tidur Siang untuk Siswa 45 Menit |
Padahal penelitian menunjukkan bahwa tidur siang secara rutin memberikan manfaat luar biasa bagi anak-anak. Baik itu manfaat secara emosional maupun akademis anak. ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT Hasilnya, tidur siang terbukti meningkatkan daya tahan anak terhadap tekanan dan mengurangi masalah perilaku. Mulai dari meningkatnya kesejahteraan emosional yang diperlihatkan dengan perasaan lebih bahagia dan memiliki pengendalian diri yang lebih baik. Ilustrasi. Tidur siang bisa bikin anak lebih bahagia dan cerdas. (iStockphoto/Deepak Sethi) |
Bahkan, menukil The Bump, prestasi anak di bidang akademik dan kekuatan fisik mereka yang tidur siang juga meningkat. Di beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Indonesia, kebiasaan tidur siang mulai ditinggalkan saat anak tumbuh dewasa. Sebaliknya, di China, tidur siang tetap menjadi bagian dari jadwal sekolah hingga jenjang SMP, bahkan dewasa. Lihat Juga : Studi: Kebiasaan Tidur Sehat Bikin Umur Lebih Panjang hingga 5 Tahun |
Menurut Irvine Sara Mednick, peneliti tidur dariScience Daily, tidur siang memiliki efek yang hampir sama dengan tidur malam dalam meningkatkan fungsi kognitif. Anak-anak yang tidur siang secara rutin juga lebih sedikit menggunakan gadget, yang sering kali dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan dan perilaku. Penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak dengan orang tua berpendidikan tinggi cenderung lebih sering tidur siang, dibandingkan anak-anak dengan orang tua berpendidikan rendah. Hal ini menunjukkan pentingnya peran orang tua dalam membangun kebiasaan tidur siang yang sehat. Lihat Juga : Singapura Larang Bayi di Bawah 18 Bulan Terpapar Screen Time |
"Tidur siang mudah dilakukan dan tidak memerlukan biaya," ujar Jianghong Liu, seorang profesor di bidang keperawatan dan kesehatan masyarakat Universitas of Pennsylvania yang merupakan penulis utama penelitian.
(tis/aur/asr) |