- Jakarta,quickq官方软件ios CNN Indonesia--
'Sarapanseperti raja, makan siang seperti pangeran, dan makan malam seperti orang miskin.'
Pepatah di atas sering didengar banyak orang. Pepatah tersebut setidaknya menyebutkan bahwa semakin awal waktu makan, semakin besar porsi makanan yang dikonsumsi.
Pertanyaannya, benarkah pola makan seharusnya demikian?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan Redaksi Ingin Turunkan BB, Harus Berjalan Kaki Berapa Kilometer per Hari?
Jarang Diketahui, Ini 7 Khasiat Daging Kelapa untuk Tubuh
Studi Temukan Pekerjaan Bisa Jadi Penyebab Kamu Susah Tidur
Ahli kronobiologi Frank AJL Scheer mengatakan, pada pagi hari tubuh siap untuk menyantap makanan berat. Tubuh siap menyerap nutrisi dan mendistribusikannya ke sel-sel tubuh untuk mendukung aktivitas harian.
"Namun, seiring berjalannya hari, organ-organ yang membantu Anda memetabolisme nutrisi, seperti hati dan pankreas, mulai merespons lebih lambat," ujar Scheer.
Para peneliti melihat efek tersebut pada kadar gula darah. Jika Anda makan pagi dan malam dengan porsi yang sama, maka lonjakan gula darah akan lebih besar.
Belum lagi kadar melatonin yang meningkat sekitar 1-2 jam sebelum waktu tidur. Peningkatan kadar melatonin dapat menekan sekresi insulin dari pankreas sehingga tubuh lebih sulit mengatur gula darah.
Saat gula darah sering meningkat akibat makan malam dengan porsi besar, risiko tekanan darah tinggi, peradangan kronis, obesitas, dan diabetes tipe 2 akan ikut meningkat.
"Penelitian juga menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan besar di malam hari dapat meningkatkan aktivitas jalur metabolisme tertentu yang menyebabkan penyimpanan lemak saat tidur," tambah Scheer menjelaskan.
Ilustrasi. Sarapan seharusnya menjadi makan terbesar dalam sehari. (iStock/FreshSplash)
Fakta lainnya, tinjauan dari sembilan studi menemukan, orang yang mengonsumsi kalori paling banyak saat sarapan atau makan siang kehilangan berat badan sedikit lebih banyak daripada mereka yang mengonsumsi kalori terbanyak saat makan malam.
Penelitian lainnya juga menemukan, orang-orang merasa kurang lapar sepanjang hari saat mengonsumsi makan besar kala sarapan.
Bagaimana solusinya?
Para ahli mengingatkan bahwa makan malam tak harus menjadi makanan terkecil dalam sehari. Namun idealnya, makan malam tak harus menjadi porsi makan terbesar.
Ahli epidemiologi Nour Makarem menyarankan untuk mencari cara-cara kecil demi mendapatkan asupan kalori lebih banyak pada pagi hari.
Lihat Juga :
Deretan Makanan Buat Orang Pelupa, Ada Cokelat Hitam
Anda bisa memulai dengan memprioritaskan sarapan bergizi yang mengandung protein.
"Orang-orang terkadang mengatakan bahwa mereka tidak lapar di pagi hari. Tapi, itu mungkin karena mereka makan malam dengan porsi besar sebelumnya," ujar dia.
Coba juga untuk menyediakan porsi makanan yang besar pada siang hari. Dengan begitu, Anda akan merasa kurang lapar pada malam hari.
(asr/bac) 顶: 49639踩: 39635
Sarapan Seharusnya Porsi Besar dan Makan Malam Porsi Kecil, Benarkah?
人参与 | 时间:2025-05-25 13:52:05
相关文章
- Indonesia Unggulkan 'Tuna Ramah Lingkungan' di Seafood Expo Global 2025 Barcelona
- Kementan Optimis Beras Indonesia Bakal Melimpah, Produksi Tertinggi di ASEAN
- Soroti Bank Emas di Indonesia, Menko Airlangga: Bantu Kemandirian Industri
- Rumah Charlie Chandra Pengugat Aguan Diblokade Anggota Polda Banten, Ghufroni: Terlalu Over Acting
- Indonesian Islamic Art Museum, Wisata Religi dengan Augmented Reality
- LBH Jakarta Kritik Rencana Pramono Pasang CCTV di Permukiman: Hak Privasi Warga Terancam
- Demi Industri Pos yang Sehat, Asperindo Dukung Kebijakan Komdigi
- Literasi Gak Ketinggalan Zaman, Yuk Gaul Pakai Bahasa Daerah di Era Digital
- Ganjil Genap Diperpanjang, Dishub: Evaluasi Tetap Ada
- Bali, Manado, Kalimantan Dipadati Wisatawan Selama Libur Waisak, Ini Jalur Tol Paling Macet
评论专区